Sabtu, 19 April 2014


          BENIH DAN PEMBIBITAN KELAPA SAWIT

Sasaran  utama dari perkebunan kelapa sawit adalah pertumbuhan dan YIELD atau produktifitas TBS ton per hektar atau produktifitas CPO ton per hektar yang tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan YIELD atau produktivitas kelapa sawit dapat dikelompokkan dalam tiga faktor yaitu faktor lingkungan, faktor bahan tanam (benih unggul) dan faktor tindakan kultur teknis. Ketiga faktor ini saling berkaitan dan saling mempengaruhi satusama lain dalam menunjang pertumbuhan dan produksi kelapa sawit.

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produktifitas tanaman, diantaranya adalah kualitas dan karakteristik bahan tanaman atau benih yang ditanam.

Benih dan Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit dan bersifat monumental, artinya kesalahan memilih benih hari ini, risikonya akan ditanggung selama 30 tahun. 

1.1.       Benih Varietas Unggul 

Varietas unggul kelapa sawit adalah varietas Dura sebagai induk betina dan Pisifera sebagai induk jantan

 

                                             DURA x PISIFERA (D xP) 

 



 Kebanyakan berbasis pada  Deli dura yang berasal dari

– Chemara, Banting, DOA/MARDI/MPOB, Dami, Socfindo, Dabou

Sumber Utama  pisifera

– AVROS, NIFOR (Calabar), Ekona, Yangambi, La Me

 
Kecambah Kelapa Sawit
 
 



Pembelian benih harus berasal dari sumber penyedia benih nasional seperti pada daftar di atas, di luar dari sumber benih diatas, risiko memperoleh benih palsu atau memperoleh benih terkontaminasi Dura dan penyakit akan menjadi kenyataan.

 
Akibat Benih Palsu

 

Sebelum aktifitas pembukaan lahan dimulai, harus dipastikan bahwa bahan tanaman kelapa sawit sudah di pesan dari sumber benih yang diuraikan pada tahap persiapan dimuka. Pemesanan kecambah sebaiknya dilakukan 3 - 6 bulan sebelum pembibitan dimulai dan persiapan lapangannya agar disesuaikan dengan jadwal kedatangan kecambah.Bahan tanaman kelapa sawit disediakan dalam bentuk kecambah (germinated seed). Untuk kerapatan tanam 130 pohon/ha, diperlukan 180 - 185 kecambah/ha.

Harga kecambah yang ditawarkan oleh masing masing sumber benih berbeda beda, dengan kisaran antara Rp 7000 hingga Rp. 11.000,- per kecambah. Seleksi bibit di pembibitan dalam rangka memilih bibit yang jagur untuk ditanam di lapangan adalah penting untuk dilakukan agar potensi produksi yang diharapkan dapat terpenuhi. Oleh karena itu , Sumber benih manapun yang dipilih, pemesanan kecambah harus selalu ditambah 35% - 40% dari jumlah kebutuhan bibit untuk ditanam di lapangan.

Perlu dipahami, bibit bersifat monumental. Artinya kesalahan bibit yang dibeli hari ini akan membuat kerugian selama usia tanaman kelapa sawit atau sekitar 25 tahun. Sementara itu nilai investasi bibit terhadap total investasi pembangunan perkebunan hanya mencapai 5 % saja. Jadi mengapa harus mencari bibit yang murah ?
 
 
1.2.       Penyiapan Lahan untuk Pembibitan 

Jadwal pembibitan dibuat tersendiri, termasuk jadwal penyiapan lahan serta proses perkecambahan dan pembibitannya. Mengingat sebagian pekerjaan akan menghadapi tantangan alam maka pekerjaan tersebut harus disesuaikan dengan keadaan yang akan terjadi. Jadwal kerja ini tergantung pada kondisi setempat dan hendaknya disesuaikan dengan keadaan iklim, sarana,tenaga kerja dan dana yang tersedia. Telah disinggung dimuka bahwa pemesanan kecambah harus dilakukan 3-6 bulan sebelum pembibitan dimulai dan kegiatan pembibitan dimulai 1 tahun sebelum penanaman di lapangan. Demikian pula pemesanan alat-alat berat, instalasi penyiraman, pencarian tenaga kerja, menghubungi calon pemborong dan lain-lain.

 

Lahan untuk pembibitan harus dipersiapkan sebelum benih yang dipesan tiba di lapangan. Penyiapan lahan pembibitan meliputi beberapa kegiatan pokok, yakni :

1.      Pembersihan dan perataan lahan yang luasnya disesuaikan dengan rencana tata letak dan jumlah bibit. Satu hektar lahan pembibitan dapat menampung sekitar 15.000 bibit atau dengan kata lain setiap 1 hektar lahan pembibitan sebanding dengan 100 ha lahan tanam di lapangan

2.      Pembuatan kolam penampungan air untuk penyiraman.

3.      Penyiapan instalasi penyiraman terdiri dari pompa air, generator dan jaringan pipa penyiraman.

4.      Bangunan kantor, Pos Jaga, rumah hujan dan Gudang untuk menyimpan pupuk dan material lainnya.

5.      Jalan untuk lalu lintas material dan pengeluaran bibit

6.      Sumber top soil yang mencukupi

7.      Pagar keliling

 




 

1 ha Lahan Pembibitan
= +/-  100 ha Lahan Tanam
12,500 - 15.000 bibit dlm polybag besar
= +/- 2 hari untuk Penyiapan 1   ha Lahan Pembibitan dengan menggunakan Alat Berat
Pre-Nursery
Ukuran Seedling bed  10 x 1,2 m
Peletakan polybag  100 x 10
Daya tampung kecambah per bed =  1000 kecambah’
Ukuran Polybag = 14 cm x 25 cm  x 0,1 cm , dengan 250 lubang
Jenis Polybag  black UV stabilized
Pengisisan Tanah dilakukan 2 minggu sebelum kecambah datang. Tanah yang digunakan harus Top Soil,
Pupuk phosphorus (P)  dicampur dengan Tanah sebelum di isi kedalam polybag.
Fasilitas Penyiraman harus sudah tersedia, sejak kecambah di tanam pada polybag.
Main Nursery
Persiapan fasilitas Penyiraman harus sudah selesai  1 bulan sebelum pemindahan bibit dari pre nursery ke main nursery.
Pengisian tanah di polybags  harus sudah  selesai  untuk menerima pemindahan bibit dari pre nursery sesuai jumlah bibit yang akan dipindahkan dan terus berlanjut sampai siap untuk menampung semua kecambah.
Ukuran Polybag  50 cm x 40 cm x 0,2 cm, 500 lubang , jenis black UV stabilized)
Pompa dan mesin berkapasitas 30 kva untuk melayani  10 ha bibit di main nursery
Jumlah pipa dan perlengkapannya harus di hitung sesuai design di lapangan.
Lihat gambar design pembibitan dibawah ini
 

1.3.       Pembibitan 

·         Hal paling penting dalam praktek Pembibitan adalah Keseriusan dalam Pemeliharaan dan Teliti dalam Pengawasan. Pemeliharaan di Pembibitan harus dengan Standar Pemeliharaan yang paling tinggi agar kelak dapat di capai Tingkat Kesehatan Tanaman dan Keseragaman untuk dapat berproduksi secara maksimum.

·         Setiap Perkebunan harus memiliki sendiri areal pembibitan.

·         Pemilihan Pola Single atau Double di sesuaikan dengan kondisi kebun masing-masing setelah memperoleh arahan dari Technical Advisor.  Beberapa perbedaan antara Single dan Double Stage dapat dilihat pada uraian dibawah ini :


1.3.1.      Pembibitan Pola Single & Double Stage

a. Double Stage

Kelebihan
Kelemahan
1.  Pengisian Tanah pada Polybag mudah di kelola dan cepat                            
1. Pertumbuhan akan lebih dari 2 (dua) bulan
2.  Culling pada minggu ke 12 – 14 sebelum pindah ke Polybag besar                
2. Perlu tambahan tenaga selama     pemindahan ke Polybag besar
3. Relatif lebih mahal dari pada pola Single Stage

 

b. Single Stage
 

Kelebihan
Kelemahan
Semua Material sudah siap                    
2 (dua) bulan dimuka dibanding                     Double Stage                                             
Persiapan segalanya lebih awal 
2.  Tenaga Kerja sedikit, karena tidak tambahan tenaga pada saat pindah ke Polybag Besar
2. Culling akan menyisakan 20 % hingga 30 % titik kosong di pembibitan; sehingga perlu di persiapkan 30 % benih dalam  Polybag kecil         


1.3.2.      Menghitung Kebutuhan Kecambah

Misal : Sumber benih merekomendasikan SPH sebanyak 143 pohon. Maka Guna memperoleh sebanyak 143 bibit siap salur per hektar, yaitu setelah melalui proses seleksi (culling) di prenursery dan main nursery serta untuk cadangan, maka  perhitungannya adalah :

Seleksi Kecambah : 2,5 %

Seleksi di Pembibitan Awal : 10 %

Seleksi di Pembibitan Utama : 15 %

Cadangan untuk Penyisipan : 5 %

Kebutuhan kecambah  :

=  100/97,5 x 100/90 x 100/85 x 100/95

= 1,40 x Kerapatan pohon/ha.

Kerapatan 143 ph/ha (9,0 m) diperlukan kecambah 200/ha 

Kebutuhan penyediaan kecambah sebanyak 140% dari jumlah kerapatan yang akan ditanam per hektar.

Kebutuhan penyediaan kecambah sebanyak 140% dari jumlah kerapatan yang akan ditanam per hektar, artinya :

                                 Jumlah kecambah yang perlu ditanam di prenursery adalah sebanyak 200 kecambah.

                                 Sedangkan di main nursery sebanyak 170 bibit yang terpilih.

 





1.3.3.      Persiapan Penerimaan Kecambah

 
a.                        Penerimaan Kecambah

Semua kecambah yang berasal dari sumber benih umumnya telah dipersiapkan dengan matang untuk mempertahankan mutu fisiologisnya dan kemampuannya untuk pulih serta tumbuh dengan baik ketika dikecambahkan dilapangan. 

.

Single Tone   : Dalam 1 buah terdapat 1 biji

Double Tone : Dalam 1 buah terdapat 2 biji

Triple Tone    : Dalam 1 buah terdapat 3 biji

 

Saat Penerimaan Kecambah.

Periksa kemasan dan kondisi kecambah dengan seksama

        Periksa kondisi segel pada boks

        Bila memungkinkan gunakan termometer untuk mengetahui suhu kecambah dan dicatat.

        Pada prinsipnya setiap kecambah yang diterima harus sesegera mungkin ditanam di prenursery.

·           Semua Kecambah harus diperiksa kondisinya pada saat di terima dari sumber benih. Pertumbuhan kecambah dapat dilihat pada gambar 2.1 dan 2.2. Kerusakan kecambah pada umumnya sebagai berikut :

          Kecambah sudah tumbuh lanjut (overgrown seeds) – Umumnya tampak setelah 14 hari dari sejak dikecambahkan dan dapat dilihat dari helai daun pada plumule dan banyak rambut akar pada radicle (gambar 2.2). Kecambah tumbuh lambat (Late germinator) – Dapat terlihat dari kurusnya Plumule, lambat tumbuh helai daun dan banyak rambut akar.

 
 
      Late Germination , belum Ideal untuk ditanam

 



     Early Germination, Ideal untuk ditanam

 


     Early Germination, tidak baik untuk ditanam

 

        Gambar 2.1. Pertumbuhan Kecambah Sawit

 


Overgrown Seed

Tidak baik untuk ditanam

 

Gambar 2.2.  Pertumbuhan Kecambah sudah Lanjut

 

·      Kerusakan benih – Secara fisik kerusakan benih bisa terjadi karena pecah atau akar patah

·      Brown germ – Kecambah dapat terinfeksi oleh brown germ seperti ditunjukkan pada gambar 2.3. dibawah ini. Kecambah yang terinfeksi brown germ umumnya berakar kerdil dengan warna coklat diantara plumule dan radicle.

 

Radicle terinfeksi
 



Plumula dan Radicle terinfeksi
Radicle terinfeksi, Tumbuh akar kedua

 

Gambar 2.3. Kecambah yang Terinfeksi Brown Germ

 

 

b.                            Penyimpanan Kecambah

Apabila tidak memungkinkan untuk segera ditanam di prenursery, maka lakukan langkah langkah sebagai berikut :  

        Pengangkutan dan Penyimpanan: Biarkan semua kecambah tetap berada dalam kemasan dari sumber benih dengan maksud agar menghindarkan variasi suhu, akibat penyinaran matahari atau sirkulasi udara ruang penyimpanan yang buruk atau ruangan yang terlalu dingin oleh penggunaan AC.

        Perlindungan dan Pengamanan : Bila tersedia ruang gelap untuk penyimpanan, maka sebaiknya boks dibuka dan semua kantong kecambah dikeluarkan (tanpa dibuka) lalu diletakan pada rak rak yang khusus dibuat. Temperatur ruang diatur sesuai dengan suhu lingkungan (ambient temperature). Selama 2 – 3 hari dalam penyimpanan, aerasi (kantong dibuka) dan penyemprotan halus dengan air (hand sprayer) perlu dilakukan. Hati hati menutup kembali kantong tadi.

        Lama Penyimpanan : Waktu penyimpanan tidak boleh lebih dari satu minggu.

        Apabila pertumbuhan kecambah tidak memuaskan (artinya plumule dan radicle belum mencapai 8 – 15 mm), maka kecambah sebaiknya disimpan kembali beberapa hari dalam kontong aslinya dan bila perlu dibiarkan hingga 2 minggu pada tempat teduh dengan ambient temperature. Setiap kantong harus selalu dijaga kelembabannya namun jangan sampai basah hingga terlalu lembab.

        Lakukan seleksi kecambah dengan seksama dan hanya dengan ijin pimpinan kebun kecambah yang sudah tidak terpakai segera dimusnahkan.

Demi menjaga keseragaman, maka setiap label pada kantong kecambah harus diperhatikan dan dikelompokan pada penanaman di prenursery.

1.4.                 Perkecambahan di Pre Nursery

Kecambah Sehat harus  Bebas Parasit (jamur)

Ketika dalam proses perkecambahan, terindikasi haustarium berkembang dengan cepat (morphologi akar berubah bentuk akibat terkena parasit). Berarti parasit secara bertahap mulai akan menguras nutrisi dari albumen biji dan bila haustarium sudah mengisi seluruh biji, kehidupan biji berakhir.
 
Hanya kecambah yang sudah lengkap memiliki radicle dan plumule yang siap dan boleh ditanam dalam polybag.
 

Dalam 1 bulan di prenursery, muncul helai daun pertama yang bersamaan dengan munculnya akar primer yang pertama.

4 bulan setelah tanam, akan muncul tiga hingga empat helai daun terbuka dan sistim perakaran yang lengkap, akar primer, sekunder dan akar tersier.  
 

Dengan kondisi seperti ini, maka bibit sudah siap di pindahkan ke polybag besar di main nursery.

1.4.1.      Penyiapan Areal  Pre Nursery

Setiap pekebunan besar akan selalu mengupayakan lokasi pembibitannya sedekat mungkin dengan rencana pengembangan perkebunan itu sendiri.

Area pembibitan harus bersih dan terbebas dari gulma. Pembersihan area dapat dilakkan manual atau dengan cara kimia menggunakan herbisida.

     Areal yang sudah di buka (Land Clearing) dibersihkan dan dirataka

        Kebutuhan bahan/tenaga : Manual 20 HK/Ha dan mekanis 6 JKT (Jam Kerja Traktor) per ha

       Kebutuhan areal 1 m2 untuk 70 bibit pada pembibitan awal
 

Luas
areal Kebun
(ha)
Kebutuhan Benih
Luas
Prenursery
(ha)
Transplanting ke
Main Nursery
Luas
Main Nursery (ha)
Bibit
Siap Salur
500
90.000
0.2
81.000
6
68.850
1000
180.000
0.4
162.000
12
137.700
1500
270.000
0.5
243.000
17
206.650
2000
360.000
0.7
324.000
23
275.400
2500
450.000
0.9
405.000
29
344.250
3000
540.000
1.0
486.000
35
413.100

 

Keterangan :

Perhitungan tersebut menggunakan standar seleksi di pembibitan awal 10% dan pembibitan utama 15%

Untuk areal seluas 1 ha dapat digunakan untuk pembibitan awal sebanyak 500.000 polibag dan pembibitan utama ± 14.000 polibag

a.        Bedengan

Satu Bed (satu kelompok kecambah di baby polybag) umumnya untuk menempatkan 840 kecambah.  Bed berukuran :

lebar bedengan 1,5 m ;

jarak antar bedengan 0,8 m

Panjang 20 meter  (tergantung kebutuhan)

Jumlah bibit dalam satu bedengan : 840 bibit

Kebutuhan tenaga untuk membuat bedengan : 1,5 HK/bed

Tepi bedengan diberi batas dengan bambu atau papan

Jumlah bahan digunakan : 4 bambu @ 6 m dan 5 papan/bed

b.        Menabur Pasir

Bedengan ditaburi pasir secara merata sampai setebal 2 cm

Jumlah kebutuhan pasir : 0,3 m3/bed

Jumlah kebutuhan tenaga kerja : 0,2 HK/bed
 

c.       Naungan

Penaungan diperlukan untuk memicu perkecambahan dan melindungi benih dari dehidrasi bila penyinaran matahari terlalu panas. Naungan dapat dibuat selebar bedengan sebagai berikut :

     Pada tahap awal bibit harus diletakkan di bawah naungan, setelah dua daun keluar (1,5 bulan) naungan dapat dikurangi sebesar 50% dan setelah daun ketiga keluar (2,5 bulan) naungan harus sudah dihilangkan.

     Luas naungan minimal sebesar bedengan dengan tinggi ± 2

     Bentuk naungan : tiang dibuat dari bambu atau besi siku setinggi 2 m, dan jarak antar tiang 3 m. Atap dari pelepah kelapa sawit atau dari shadownet.

     Jumlah bahan yang digunakan : 7 bambu/bed @ 6 m dan 10 pelepah/bed

      Jumlah kebutuhan tenaga kerja membuat naungan : 1 HK/bed

  1. Drainase

Drainase atau Parit keliling prenursery harus dibuat sedalam 25-30 cm untuk mencegah terjadinya genangan pada proses perkecambahan.

Pemeliharaan Drainase

      Mengalirkan air yang tergenang di areal pembibitan

      Diperiksa agar air jangan tergenang di polybag

      Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 6-8 ha/HK

      Rotasi yang diperlukan 1 x /minggu

 
  1. Media Tanah untuk Perkecambahan

Struktur Tanah terbaik yang digunakan untuk perkecambahan adalah Top Soil karena subur dan stabil.  (kedalaman 20-30 cm) tanah mineral dengan tekstur lempung, kecuali di areal gambut dapat menggunakan tanah gambut

      Tanah diayak dengan saringan kawat 2 cm agar bersih dari akar, rumputan, batuan dan sampah lainnya. Hasil pengayakan ± 60% (dari 1m3 diperoleh ± 1.000 kg tanah)
 
 

      Bila tanah terlalu padat/liat dicampur dengan pasir perbandingan 3:1

      Media tanam harus dicampur dengan 50 kg pupuk RP per ± 2 m3 tanah (± 1.000 polybag kecil) .

      Hindari penggunaan tanah yang berasal dari lokasi yang terinfeksi Ganoderma

      Jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk mengumpulkan tanah secara manual 1,5 m3/HK sedangkan secara mekanis 8 JKA/Ha

      Jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk mengayak 3 m3/HK

1.4.2.      Pengisian Tanah

Polybag

     Ukuran polybag kecil 0,75 mm x 15 cm x 23 cm lay flat, warna hitam

     Setelah diisi berukuran : diameter ± 10 cm dan tinggi ± 17,5 cm

     Lubang polybag berjumlah 12-24 dengan diameter 0,5 cm

     1 kg Plb ± 200 lembar polybag kecil

Mengisi Tanah kedalam Polybag

     Empat minggu sebelum penanaman kecambah, polybag harus sudah diisi tanah dalam jumlah cukup

     Guncang polybag pada saat pengisian untuk memadatkan tanah dan diisi sampai mencapai ketinggian 1 cm dari bibir polybag

     Polybag disiram air setiap hari sampai tampak jenuh sebelum dilakukan penanaman dan diisi kembali dengan tanah bila diperlukan

     Jumlah tanah adalah 1 kg per polybag

     Jumlah kebutuhan tenaga kerja pengisian polybag 400 unit/HK

Pencegahan Hama secara Kimia

     Dua hari sebelum digunakan bedengan disemprot dengan insektisida, contoh Sevin atau Thiodan

     Jumlah dan jenis bahan digunakan : Sevin 85 EC dosis : 5 cc/l air/bed

     Jumlah kebutuhan tenaga kerja : 1 HK/30 bed

Menata Polybag

Polybag yang sudah diisi tanah harus diletakkan secara tegak dan tertata rapat di bedengan.

Tiap 1 m2 dapat memuat 70 polibag atau 840 polybag/bedengan

Diusahakan air tidak akan menggenangi di bedengan dengan mengikis permukaan tanah yang tidak datar

Jumlah tenaga kerja untuk menyusun polybag adalah 1.000 unit/HK

1.4.3.       Persiapan Menanam Kecambah

Setelah semua polybag terisi tanah, kecambah sebaiknya sesegera mungkin ditanam. Kecambah yang akan ditanam harus direndam terlebih dahulu dengan larutan fungisida dengan konsentrasi 0,2%.

Kecambah yang ditanam hanya kecambah terpilih dan telah muncul  plumule dan radicle, tumbuh lurus dan berlawanan arah. Panjangnya tidak boleh lebih dari 10-15 mm.

Tata Cara Persiapan adalah sebagai berikut :

     Siram tanah di polybag sampai jenuh sebelum kecambah ditanam

     Kantong plastik kecambah dibuka dengan hati-hati dan letakkan kecambah di baki yang beralaskan goni basah yang telah direndam dalam larutan fungisida Thiram dengan konsentrasi 0,2%

     Kecambah diseleksi dan dihitung (% seleksi)

1.4.4.      Seleksi Kecambah

Kecambah normal : calon akar (radicule) dan calon batang (plumule) terlihat jelas, panjangnya  10 - 12 mm.

Radicule berujung tumpul seperti bertudung, agak kasar

Plumule ujungnya tajam seperti tombak

Ciri ciri kecambah yang abnormal :

     Calon akar dan batang (radicle dan plumule) berwarna coklat (Brown germ)

     Calon akar dan batang (radicle dan plumule) patah (Broken)

     Berkecambah lanjut, Calon akar sudah terlalu panjang (radicle). Seharusnya cukup 1,5 cm saat yang tepat untuk ditanam. (Overgrown)

     Pada ujung calon akar dan batang (radicle dan plumule) berwarna coklat (Chill Damage)

     Calon akar dan batang (radicle dan plumule) terserang cendawan (Rotting)

Jumlah kebutuhan untuk seleksi kecambah 5.000 kecambah/HK

Pada saat diterima peti harus diletakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari

Setiap kantong kecambah harus dibiarkan terbuka selama beberapa menit untuk pergantian udara

Kecambah Abnormal
 
 

1.4.5.      Tanam Kecambah

Dengan ibu jari buat lubang tanam sedalam 2-3 cm ditengah setiap polybag.

Penanaman kecambah harus memperhatikan posisi radikula yang akan diposisikan arah ke bawah dan plumula yang akan diposisikan ke atas

Kecambah diletakan didasar lubang dengan radicule dibawah dan tutup dengan tanah maksimum 1 cm.
 
 


Basahi polybag dengan perlahan, agar tidak mengganggu kecambah yang baru ditanam. Polybag dibasahi sampai jenuh



Tata Cara Tanam

     Benih harus ditanam lebih kurang 1 cm dibawah permukaan tanah ( lihat gambar 2.4) BENIH TIDAK BOLEH DITANAM TERBALIK ATAU TERLALU DALAM. Tanam terbalik akan menyebabkan daun Keriting.

     Setelah tanam, harus diberi lapisan Mulch, seperti pecahan cangkang atau fiber dari pabrik.

     Doubletons – dalam benih yang normal kadang terdapat dua atau tiga titik tumbuh, hal seperti ini disebut doubletons dan harus ditanam di polybag kecil

 




Gambar 2.4. Orientasi dan Kedalaman Tanam Benih S
 
Umur > 20 hari dalam polybag

Kecambah yang muncul lebih dari satu (doubleton) dapat ditanam dengan normal dan baru dipisahkan ketika akan di pindahkan ke Large polybag.
 

Setiap Bed yang sudah ditanami kecambah harus di beri tanda dengan  plang yang ditempatkan dikedua ujung Bed. Plang memuat nomor boks, tanggal tanam ke polybag, kode identitas kecambah dan jumlah bibit yang ditanam.
 
 



Tahap Perkembangan Kecambah

 






1.4.6.       Pemeliharaan Bibit

 

Penyiraman

Kebutuhan Air per Bibit

     Pembibitan awal, kebutuhan air per pokok : 0,1 – 0,3 liter/hari

     Apabila tidak turun hujan, maka penyiraman perlu dilakukan sebanyak 4 mm air per polybag setiap 2 hari sekali. Penyiraman dengan mesin pompa tidak boleh dilakukan agar akar muda tidak terganggu. Penyiraman harus dilakukan dengan dengan semprotan yang halus, akan lebih baik bila menggunakan gembor secara manual.

      Bibit disiram 2 x sehari

      Jam penyiraman : 07.00 wib – selesai paling lambat jam 11.00 wib; sore hari jam 15.00 wib – selesai

      Bila malam sebelumnya turun hujan (> 8 mm) dan tanah di polybag masih basah maka penyiraman hanya dilakukan sore hari saja.

      Bila pagi harinya hujan turun (> 10 mm) maka tidak perlu penyiraman pagi dan sore.

      Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 13.500 bbt/HK (16 bed/HK)

 

Pengendalian Gulma

     Di area pre nursery,  penyiangan lorong antar bed dan penyiangan gulma pada polybag dilakukan secara manual.

     Dilakukan 1 x tiap 2 minggu

     Cara pelaksanaan adalah manual tidak boleh dengan herbisida

     Pengendalian dengan mencabut rumput dan gulma lain di dalam polybag dan yang berada di antara polibag

     Sekaligus melakukan konsolidasi dengan menambah tanah pada polibag apabila kekurangan.

     Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 13.500 bibit/HK atau 16 bed/HK

 

Pemupukan

 

Tanah yang digunakan dalam polybag harus gembur dan subur agar memudahkan biji berkecambah disaat awal. Di akhir bulan pertama, secara mingguan lakukan dengan gembor agar tidak membakar daun. 

 

Aplikasi Pemupukan  di Pre-nursery (gram/bibit/minggu )

18-12-5 (NPK); MOP 60% (K) and kieserite (Mg)
 
 

Konsolidasi Bibit

Dilakukan 1 kali/minggu meliputi :

     Menambah tanah yang kurang

     Menegakkan polibag yang miring

     Menukar bibit yang mati dengan bibit pada bedengan terakhir yang biasanya tidak penuh

     Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 4.000 bibit/HK atau 5 bed/HK

 

Perlindungan Tanaman

Pengamatan hama ataupun penyakit dilakukan setiap hari

     Pengendalian dilakukan dengan cara manual

     Apabila gangguan hama/penyakit sudah pada tingkat yang lebih berat maka dilakukan dengan penyemprotan insektisida, fungisida dengan rotasi 1 kali/minggu

     Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 8.400 bibit/HK atau 10 bed/HK

 

Kerusakan dan kematian bibit di pre nursery dapat terjadi oleh berbagai penyebab, antara lain akibat serangan hama serangga dan penyakit atau penyebab lain, seperti berikut :

 

Biji tidak berkembang – bisa karena mutu tanah yang digunakan tidak baik, salah tanam, penyiraman yang berlebihan atau kekurangan, dan bisa juga karena adanya serangan hama atau penyakit tanaman.

Daun kelihatan mengering – bisa disebabkan oleh kurangnya penyiraman setelah aplikasi pupuk, dosis pupuk yang digunakan salah, atau salah penggunaan herbisida. Bisa juga karena tidak diberi naungan diterik matahari yang kuat.

Daun Menguning – sering disebabkan oleh penaungan yang buruk, defisiensi nitrogen setelah 3 bulan, atau terlalu basah.

Brown necrosis – muncul bila kekurangan sinar matahari.

 

1.4.7.       Hama & Penyakit

 

Hama dan Penyakit Utama di Pre Nursery

 

Penyakit utama di pre nursery yang sering timbul adalah serangan fungi sebagai akibat kelembaban yang terlalu tinggi. Aerasi yang baik akan mengurangi risiko serangan fungi. Namun, bagaimanapun aplikasi fungisida untuk pencegahan perlu dilakukan dua kali sebulan dengan larutan mancozeb atau chlorothalonil sebanyak 2 gram per liter air bersih yang cukup untuk setiap satu bed.

Bibit muda harus dilindungi dari semut, rayap dan jangkrik. Untuk pencegahannya, taburkan tepung deltametrin di disekeliling tanaman.

Serangga pemakan daun yang merusak bibit muda dapat dikendalikan dengan penyemprotan 0,8 hingga 1,0 gram carbaryl atau 0,024 gram deltamethrin per liter air bersih yang cukup untuk setiap satu bed.

Keong atau siput dikontrol dengan pellet metaldehyde yang ditabur secara acak di sekitar masing masing bed.

Serangan Tikus, dikendalikan dengan racun anticoagulant.

Penyakit utama di pre nursery yang sering timbul adalah serangan fungi sebagai akibat kelembaban yang terlalu tinggi. Aerasi yang baik akan mengurangi risiko serangan fungi. Namun, bagaimanapun aplikasi fungisida untuk pencegahan perlu dilakukan dua kali sebulan dengan larutan mancozeb atau chlorothalonil sebanyak 2 gram per liter air bersih yang cukup untuk setiap satu bed.

Bibit muda harus dilindungi dari semut, rayap dan jangkrik. Untuk pencegahannya, taburkan tepung deltametrin di disekeliling tanaman.

Serangga pemakan daun yang merusak bibit muda dapat dikendalikan dengan penyemprotan 0,8 hingga 1,0 gram carbaryl atau 0,024 gram deltamethrin per liter air bersih yang cukup untuk setiap satu bed.

Keong atau siput dikontrol dengan pellet metaldehyde yang ditabur secara acak di sekitar masing masing bed.

Serangan Tikus, dikendalikan dengan racun anticoagulant.

Membuka Naungan

Untuk tujuan aklimatisasi, kecambah perlu mendapat penyinaran matahari penuh, oleh karenanya,  setelah dua daun keluar (1,5 bulan) naungan dapat dikurangi sebesar 50% dan setelah daun ketiga keluar (2,5 bulan) naungan harus sudah dihilangkan total.

 

1.4.8.       Seleksi Bibit (Culling)

 

Seleksi di Prenursery (Culling )

Diakhir tahap prenursery, bibit normal ditunjukkan dengan munculnya helai daun sebanyak tiga hingga empat lembar. Masing masing helai daun memiliki ukuran yang berbeda dan yang lebih dulu muncul akan selalu lebih besar dari yang terakhir muncul.Tinggi bibit dengan daun yang sudah membuka secara penuh adalah sekitar 20 – 25 cm.

 

Sebelum memindahkan bibit ke main nursery, harus dilakukan seleksi untuk membuang bibit bibit yang abnormal seperti bibit dengan daun bergaris kuning (Chimaera), daun keriting (crinkled leaf ), daun melintir (twisted leaf), daun lancip(grass leaf), bentuk daun tidak normal(Colante), daun menggulung (Rolled leaf) dan lain lain.

 

Tata cara seleksi Bibit di pre-nursery

 

     Angkat dan singkirkan semua bibit afkir dari bedengan sebelum dilakukan pemindahan bibit sehat ke polybag besar

     Musnahkan semua bibit afkir

     Catat dan laporkan bibit yang diafkir

     Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 5.000 bibit/HK

 

Seleksi dilakukan dari Bed ke Bed sesuai pengelompokannya agar seragam berdasarkan data pada masing masing Bed.

Hanya Bibit Normal yang boleh dipindahkan ke Polybag besar.

 

1.5.       Ciri Fisik Bibit Abnormal di Pre nursery

 

Bibit Abnormal adalah bibit yang tidak boleh dipindahkan ke large polybag (Transplanting) dengan ciri ciri sebagai berikut :

Beberapa ciri Fisik bibit abnormal yang di-afkir

     Pucuk bengkok atau daun berputar : akibat penanaman kecambah yang terbalik atau faktor genetik

     Daun lalang atau daun sempit (narrow grass leaf) : akibat faktor genetik

     Daun kerdil dan sempit (stump/little leaf)

     Daun menyempit dan tegak (acute/erect leaf)

     Daun yang menggulung (rolled leaf) : akibat factor genetic

     Daun berkerut/keriput (crinkle leaf) : akibat factor genetic

     Daun melipat (collante) : akibat kekurangan air

     Bibit kerdil (stunted) : akibat factor genetic

     Chimaera : sebagian atau seluruh daun secara seragam berubah pucat atau bergaris kuning terang yang sangat kontras dengan warna hijau gelap dan jaringan yang normal

     Bibit dengan serangan penyakit berat
 
 

Prosentase Kegagalan Bibit

Angka maksimum kegagalan di pre nursery yang dapat diterima adalah sebagai berikut :

 

No
Jenis Kegagalan Bibit
%
1
Kecambah rusak dan gagal tumbuh
5
2
Bibit Abnormal
10
Total
15

 

Dengan angka maksimum kegagalan tersebut, dapat diperhitungkan bahwa  bila sebanyak 200 kecambah dicadangkan untuk tanam per 1(satu) Ha kebun, maka di akhir tahap pre-nursery, dari setiap 200 kecambah, hanya akan menghasilkan  bibit yang siap pindah ke main nursery sebanyak :

 

200 – ( 200 X 15 % ) = 170 bibit/ha

 

Administrasi

Semua operasi pembibitan, dari sejak penanaman dan afkir hingga pemindahan bibit ke Main nursery harus dicatat dengan lengkap pada Log-book Pre nursery.

 

Bibit Normal

Bibit Normal adalah bibit yang boleh dipindahkan ke large polybag (Transplanting) merupakan pekerjaan yang perlu ketelitian dan harus dilakukan oleh tenaga berpengalaman


 

 

1 komentar:

  1. Terimakasih Artikelnya sangat berguna, informasi yang bermanfaat.
    Bismillah, numpang iklan promosi yaa...

    Kami menjual :
    - Kaptan/Kapur Pertanian untuk kelapa sawit.
    - Kapur Dolomite untuk kelapa sawit.
    - Kapur Cao / Kalsium Oksida.
    - Kapur CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
    - Kapur CaCo3 /Kalsium Karbonat

    Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :

    Bpk Asep
    081281774186
    085793333234

    Silahkan simpan nomor dan hubungi jika sewaktu waktu membutuhkan.

    BalasHapus