Halaman

Sabtu, 07 Mei 2011

PEMBUKAAN LAHAN - BEST MANAGEMENT PRACTICES (BMP 1)

PEMBUKAAN LAHAN,   PERSIAPAN & PENANAMAN

1.1.  UMUM

Terdapat tiga kategori utama dalam pembukaan lahan untuk perkebunan Kelapa Sawit, yaitu:

a.)    Kebun Karet ke Penanaman Kelapa Sawit
b.)    Kebun Kelapa Sawit ke Peremajaan Kelapa Sawit
c.)    Hutan ke Penanaman Kelapa Sawit

      Pertimbangan yang perlu dibuat adalah adanya batas alam (seperti parit, sungai dll) atas luas blok 20 ha hingga 40 ha yang direncanakan. Apabila batas batas alam tadi sudah ada, maka bila perlu dilakukan penyesuaian atau pergeseran berdasarkan sepadan (buffer zone) yang ditetapkan dalam undang undang dan harus di rencanakan dengan matang oleh team survey yang ditunjuk.

      Perlu juga dipertimbangkan untuk penerapan Prosedur Zero Burning seperti yang diuraikan pada POSTING lain pada blog ini.

1.2.  KARET KE PENANAMAN KELAPA SAWIT

1.2.1 Kegiatan Pra Pembukaan Lahan

i)          Areal yang hendak di buka selama ini masih dirawat dengan baik, dan pembersihan Gulma harus dilanjutkan sampai kegiatan tumbang di mulai. Apabila pekerjaan pembersihan Gulma sudah tidak dilakukan sejak 12 (dua belas ) bulan yang lalu, maka pembersihan Gulma hanya boleh dilakukan berdasarkan arahan dari Senior Technical Advisor atau Senior Plantation  Manager

ii)            LALANG HARUS DI KONTROL SEJAK KEGIATAN PENUMBANGAN DIMULAI

1.2.2. Pembukaan Lahan Cara Mekanis

i)              Pohon pohon  Karet Tua di tumbang dengan Bulldozer, lalu didiamkan selama 4 – 6 minggu ( sampai kulit batang kelihatan retak)

ii)            Batang pohon di potong potong ukuran 1- 2 meter, dan di tumpuk di tepi jalan agar mudah diangkut keluar area tanam

iii)          Lubang Sisa perakaran dibiarkan terbuka

1.2.3. Penyiapan Lahan

i)              Lahan bekas tumbangan sebaiknya di bajak dua rotasi dengan kedalaman tidak kurang dari 23 cm (9”) lalu diikuti dengan cross harrowing .

ii)            Basal Dressing : menggunakan GML pada ketinggian 10 cm diatas tanah sebanyak 1000 kg/ha, sebelum di harrowing.

iii)          Apabila Bajak dan Harrowing tidak dilakukan, maka sekurang-kurangnya perlu dilakukan Blanket Spraying sebanyak 2 rotasi .

1.2.4. Konservasi Tanah

          Lihat POSTING tentang Konservasi Tanah dan Teras

1.2.5. Pancang

          Lihat POSTING tentang Kerapatan Tanam dan Cara Tanam

1.2.6. Penanaman Cover Crop

          Lihat POSTING tentang Penanaman Cover Crop dan Pemeliharaannya


1.3.  KELAPA SAWIT KE  PEREMAJAAN KELAPA SAWIT

1.3.1. Kegiatan Pra Pembukaan Lahan

Sama dengan diatas

1.3.2.Pencincangan Batang Cara Mekanis – Peremajaan di Area tanpa Teras

i)              Rajah Lining atau Pancang Awal harus lebih dahulu dilakukan sebelum kegiatan Tumbang dan Cincang Batang. Tetapkan letak untuk Cincang benar benar diantara barisan tanaman baru

ii)            Cincang – Lakukan Penumbangan tiap pohon sawit secara mekanis dan Bongkar semua lubang bekas perakaran hingga bersih

         Cincang batang sawit menjadi chip setebal 10 cm dan kuburkan sedalam 2,5 m diantara barisan tanaman baru.

iii)          Bakar – Kumpulkan sisa sisa cincangan dan pelepah untuk dibiarkan kering selama 4 – 6 minggu dan bakar secara bertahap

iv)          Basal Dressing : menggunakan GML pada ketinggian 10 cm diatas tanah sebanyak 1000 kg/ha, sebelum di bajak satu rotasi.

v)            Pengolahan Tanah – Pada areal yang terbuka, tanah diolah dengan bajak diikuti Harrowing 1 rotasi

vi)          Spraying – Pada areal yang sulit di olah karena masih di tutupi oleh material bekas cincang atau di real yang basah , anak- kayu yang tumbuh  harus tuntas di semprot bahan kimia sebanyak dua rotasi

vii)        Pancang – Lihat POSTING tentang Kerapatan Tanam dan Cara Tanam

viii)      Penanaman Cover Crop – Bila sisa sisa bekas cincangan di anatara barisan masih banyak, maka gunakan double-compressed band method. ( gambar 1.1. halaman 4 dan gambar 1.2 halaman 5, untuk areal bergelombang dan berbukit). Rincian tentang penanaman dan pemeliharan Cover Crop, lihat Bab 5 halaman 34.


1.4.  HUTAN KE PENANAMAN KELAPA SAWIT

i)              Tumbang dan Penanganan Kayu Bulat

Pekerjaan Pembukaan Hutan baru dapat dimulai bila Perusahaan Perkebunan memperoleh lahan di kawasan Non Hutan / Area Penggunaan Lain (APL) atau Hutan Konversi dan telah memperoleh ijin pelepasan kawasan hutan dari Menteri Kehutanan. Apabila kondisi tegakan kayu masih cukup banyak, maka penumbangan harus dilakukan dengan seksama agar kayu-kayu komersial dapat dimanfaatkan. Untuk memanfaatkan kayu , perusahaan harus memiliki Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK). Setelah kayu besar ditumbang, semua tunggul  yang berada tepat di titik pancang, sebaiknya dibongkar.
         
ii)            Batas Blok

Segera setelah pekerjaan tumbang selesai, batas-batas blok harus diberi tanda secara akurat oleh surveyor. Design Blok kebun harus sudah dipersiapkan sebelumnya, dan disesuaikan pada kondisi Alam, kondisi permukaan kulit bumi  dan luas lahan yang akan dibuka. Setiap Blok dapat dibuat berukuran 30 ha atau 40 ha, dengan batas blok berupa jalan, parit, sungai atau batas alam lainnya.
1.4.1        Metoda Total Mekanis

i)                    Dongkel Akar dengan Bulldozer

a)      Semua pohon harus didorong dengan bulldozer agar perakarannya ikut terbongkar, kecuali apabila ukuran pohon terlalu besar dan sulit ditumbang dengan cara ini, maka perlu digunakan Chainsaw. Ukuran diameter pohon > 150 cm umumnya sulit ditumbang dengan Bulldozer dan apabila menggunakan Chainsaw maka tinggi tunggul yang ditinggalkan tidak boleh lebih dari 1,8 m dari tanah.

b)      Semua pohon tumbang dan patahannya yang jatuh ke sungai, parit atau ke rendahan, harus dikeluarkan dan di cincang oleh kontraktor pelaksana yang ditunjuk. Penumpukan batang kayu hasil tumbangan harus teratur diletakan di tepi jalan agar siap diangkut ke luar areal kebun.

c)      Sisa sisa tebangan yang tidak diangkut keluar area kerja harus di rumpuk sesuai jalur rumpukan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh surveyor.

ii)                  Penumpukan Hasil Tumbangan

a)      Semua batang kayu dan patahannya harus di kumpul dan ditempatkan  di barisan pinggir jalan dengan jarak 18 m setiap tumpuknya.

b)      Bila kemiringan tanah tidak lebih dari 10 ◦ , tumpukan dapat ditempatkan di kontur.

c)      Penumpukan harus di tata di jalur rumpukan  dengan tinggi tidak lebih dari 2 m.

iii)                Pembersihan dan Pembakaran

Pembersihan ulang harus dilakukan tehadap tunggul atau patahan kayu alinnya yang masih ada di area rencana pasar pikul (jalan panen) dan di barisan yang direncanakan untuk tanam sawit.

1.4.2        Metoda Semi - Mekanis

Metoda ini dilakukan di areal rawa atau basah, dimana Bulldozer tidak mampu bekerja.

i)              Imas (Underbrushing)

Semua tunggul dengan diameter lebih kurang 10 cm harus dipotong hingga tingginya tidak lebih dari 15 cm dari tanah

ii)            Tebang dengan Chainsaw
Penumbangan dengan alat Chainsaw harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :

a)      Diameter pohon 28 – 60 cm di potong pada ketinggian 45 cm hingga 75 cm dari atas tanah

b)      Diameter pohon 60 – 100 cm di potong pada ketinggian 90 cm hingga 120 cm dari atas tanah

c)      Diameter pohon diatas 100  cm di potong pada ketinggian 180 cm dari atas tanah

iii)          Pembersihan Patahan pohon kayu

Semua pohon tumbang dan patahannya yang jatuh ke sungai, parit atau ke rendahan, harus dikeluarkan dan di cincang oleh kontraktor pelaksana yang ditunjuk. Penumpukan batang kayu hasil tumbangan harus teratur diletakan di tepi jalan agar siap diangkut ke luar areal kebun

iv)          Pembakaran

Pembakaran tidak boleh dilakukan.

v)            Perumpukan Ulang

Perumpukan ulang harus dilakukan terhadap patahan-patahan kayu yang masih tertinggal , untuk kemudian disusun di jalur rumpukan.

vi)          Pembersihan
Pembersihan kayu dan anak kayu yang masih tertinggal harus terus dilakukan hingga benar-benar bersih

1.4.3        Basal Dressing

Tebarkan 1000 kg / ha GML sebelum tanah di olah

1.4.4        Konservasi Tanah

Lihat POSTING tentang Konservasi Tanah dan Teras

1.4.5        Pancang

Lihat Lihat POSTING tentang Kerapatan Tanam dan Cara Tanam

1.4.6        Penanaman Cover Crop

Lihat POSTING tentang Penanaman Cover Crop dan Pemeliharaannya

1.1.  PEREMAJAAN TANAMAN DI AREA BERKONTUR DAN TERAS

i)          Pencincangan – seperti pada Bab 1.2.2 halaman 2

ii)        Bakar – Lihat diatas tentang Karet atau Hutan untuk tanaman Kelapa Sawit, penumbangan harus sudah selesai sebelum membuat Teras.

1.2.  TEKNIK TANPA BAKAR

            Lihat POSTING tentang Pembukaan Lahan Tanpa Bakar


(selanjutnya tentang  "PEMBIBITAN" )

4 komentar:

  1. mengapa di atas 30 cm di harus dipotong di atas 50 cm dari tanah.
    berikan alasannya yan tepat..
    terima kasih....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Artikelnya sangat berguna, informasi yang bermanfaat.
      Bismillah, numpang iklan promosi yaa...

      Kami menjual :
      - Kaptan/Kapur Pertanian untuk kelapa sawit.
      - Kapur Dolomite untuk kelapa sawit.
      - Kapur Cao / Kalsium Oksida.
      - Kapur CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
      - Kapur CaCo3 /Kalsium Karbonat

      Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :

      Bpk Asep
      081281774186
      085793333234

      Silahkan simpan nomor dan hubungi jika sewaktu waktu membutuhkan.

      Hapus
  2. mengapa tan kelapa sawit harus ditanam 9 bln.kemudian apabila ditanam dibawah 9 bln dan di atas 9 bln apa penyebabnya.
    berikan alasan yg tpt..
    maturnuon....

    BalasHapus
  3. Pak bolehkah saya minta no kontaknya bapak. Saya joko ismail ketua kelompok tani wehea mehling. Di kutai timur. Kaltim. Kelompok kami berencana membuat pembibitan dan persiapan pembukaan kebun kelompok tani kami seluas 3000 ha. Mohon diijinkan untuk bertanya langsung dengan bapak. Terimakasih sebelumnya.
    Salam joko ismail
    No hp. 081254183880
    atau 087834270114
    email jijokojawa@gmail.com

    BalasHapus