BENIH DAN PEMBIBITAN KELAPA SAWIT
Sasaran utama dari perkebunan kelapa sawit adalah pertumbuhan
dan YIELD atau produktifitas
TBS ton per hektar atau produktifitas CPO ton per hektar yang tinggi. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan YIELD atau produktivitas kelapa sawit dapat dikelompokkan dalam tiga faktor yaitu faktor
lingkungan, faktor bahan tanam (benih unggul) dan faktor tindakan kultur
teknis. Ketiga faktor ini saling berkaitan dan saling mempengaruhi satusama
lain dalam menunjang pertumbuhan dan produksi kelapa sawit.
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
produktifitas tanaman, diantaranya adalah kualitas dan karakteristik bahan
tanaman atau benih yang ditanam.
Benih dan Pembibitan
merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan budidaya tanaman kelapa
sawit dan bersifat monumental, artinya kesalahan memilih benih hari ini,
risikonya akan ditanggung selama 30 tahun.
1.1.
Benih Varietas Unggul
Varietas unggul kelapa sawit adalah
varietas Dura sebagai induk betina dan Pisifera sebagai induk jantan
DURA x PISIFERA (D xP)
– Chemara, Banting,
DOA/MARDI/MPOB, Dami, Socfindo, Dabou
Sumber Utama pisifera
– AVROS, NIFOR (Calabar), Ekona, Yangambi,
La Me
Kecambah Kelapa Sawit
Pembelian benih harus berasal dari sumber
penyedia benih nasional seperti pada daftar di atas, di luar dari sumber benih
diatas, risiko memperoleh benih palsu atau memperoleh benih terkontaminasi Dura
dan penyakit akan menjadi kenyataan.
Akibat Benih Palsu
Sebelum aktifitas pembukaan lahan dimulai,
harus dipastikan bahwa bahan tanaman kelapa sawit sudah di pesan dari sumber
benih yang diuraikan pada tahap persiapan dimuka. Pemesanan kecambah sebaiknya
dilakukan 3 - 6 bulan sebelum pembibitan dimulai dan persiapan lapangannya agar
disesuaikan dengan jadwal kedatangan kecambah.Bahan tanaman kelapa sawit
disediakan dalam bentuk kecambah (germinated seed). Untuk kerapatan tanam 130
pohon/ha, diperlukan 180 - 185 kecambah/ha.
Harga kecambah yang ditawarkan oleh masing
masing sumber benih berbeda beda, dengan kisaran antara Rp 7000 hingga Rp.
11.000,- per kecambah. Seleksi bibit di pembibitan dalam rangka memilih bibit
yang jagur untuk ditanam di lapangan adalah penting untuk dilakukan agar potensi
produksi yang diharapkan dapat terpenuhi. Oleh karena itu , Sumber benih
manapun yang dipilih, pemesanan kecambah harus selalu ditambah 35% - 40% dari
jumlah kebutuhan bibit untuk ditanam di lapangan.
Perlu dipahami, bibit bersifat monumental.
Artinya kesalahan bibit yang dibeli hari ini akan membuat kerugian selama usia
tanaman kelapa sawit atau sekitar 25 tahun. Sementara itu nilai investasi bibit
terhadap total investasi pembangunan perkebunan hanya mencapai 5 % saja. Jadi
mengapa harus mencari bibit yang murah ?
1.2.
Penyiapan Lahan untuk Pembibitan
Jadwal pembibitan dibuat tersendiri,
termasuk jadwal penyiapan lahan serta proses perkecambahan dan pembibitannya.
Mengingat sebagian pekerjaan akan menghadapi tantangan alam maka pekerjaan
tersebut harus disesuaikan dengan keadaan yang akan terjadi. Jadwal kerja ini
tergantung pada kondisi setempat dan hendaknya disesuaikan dengan keadaan
iklim, sarana,tenaga kerja dan dana yang tersedia. Telah disinggung dimuka
bahwa pemesanan kecambah harus dilakukan 3-6 bulan sebelum pembibitan dimulai
dan kegiatan pembibitan dimulai 1 tahun sebelum penanaman di lapangan. Demikian
pula pemesanan alat-alat berat, instalasi penyiraman, pencarian tenaga kerja,
menghubungi calon pemborong dan lain-lain.
Lahan untuk pembibitan harus dipersiapkan
sebelum benih yang dipesan tiba di lapangan. Penyiapan lahan pembibitan
meliputi beberapa kegiatan pokok, yakni :
1.
Pembersihan dan perataan
lahan yang luasnya disesuaikan dengan rencana tata letak dan jumlah bibit. Satu
hektar lahan pembibitan dapat menampung sekitar 15.000 bibit atau dengan kata
lain setiap 1 hektar lahan pembibitan sebanding dengan 100 ha lahan tanam di
lapangan
2.
Pembuatan kolam
penampungan air untuk penyiraman.
3.
Penyiapan instalasi
penyiraman terdiri dari pompa air, generator dan jaringan pipa penyiraman.
4.
Bangunan kantor, Pos
Jaga, rumah hujan dan Gudang untuk menyimpan pupuk dan material lainnya.
5.
Jalan untuk lalu lintas
material dan pengeluaran bibit
6.
Sumber top soil yang
mencukupi
7.
Pagar keliling
1 ha Lahan
Pembibitan
|
= +/- 100 ha Lahan Tanam
|
12,500 - 15.000
bibit dlm polybag besar
|
|
= +/- 2 hari
untuk Penyiapan 1 ha Lahan Pembibitan
dengan menggunakan Alat Berat
|
|
Pre-Nursery
|
Ukuran Seedling
bed 10 x 1,2 m
Peletakan
polybag 100 x 10
|
Daya tampung
kecambah per bed = 1000 kecambah’
Ukuran Polybag =
14 cm x 25 cm x 0,1 cm , dengan 250 lubang
Jenis
Polybag black UV stabilized
|
|
Pengisisan Tanah
dilakukan 2 minggu sebelum kecambah datang. Tanah yang digunakan harus Top
Soil,
|
|
Pupuk phosphorus
(P) dicampur dengan Tanah sebelum di
isi kedalam polybag.
|
|
Fasilitas
Penyiraman harus sudah tersedia, sejak kecambah di tanam pada polybag.
|
|
Main Nursery
|
Persiapan
fasilitas Penyiraman harus sudah selesai
1 bulan sebelum pemindahan bibit dari pre nursery ke main nursery.
|
Pengisian tanah
di polybags harus sudah selesai
untuk menerima pemindahan bibit dari pre nursery sesuai jumlah bibit
yang akan dipindahkan dan terus berlanjut sampai siap untuk menampung semua
kecambah.
Ukuran
Polybag 50 cm x 40 cm x 0,2 cm, 500
lubang , jenis black UV stabilized)
|
|
Pompa dan mesin
berkapasitas 30 kva untuk melayani 10
ha bibit di main nursery
Jumlah pipa dan
perlengkapannya harus di hitung sesuai design di lapangan.
|
|
Lihat gambar
design pembibitan dibawah ini
|
1.3. Pembibitan
·
Hal paling penting
dalam praktek Pembibitan adalah Keseriusan dalam Pemeliharaan dan Teliti dalam Pengawasan. Pemeliharaan
di Pembibitan harus dengan Standar Pemeliharaan yang paling tinggi agar kelak
dapat di capai Tingkat Kesehatan Tanaman dan Keseragaman untuk dapat berproduksi secara maksimum.
·
Setiap Perkebunan
harus memiliki sendiri areal pembibitan.
·
Pemilihan Pola Single
atau Double di sesuaikan dengan kondisi kebun masing-masing setelah memperoleh
arahan dari Technical Advisor. Beberapa
perbedaan antara Single dan Double Stage dapat dilihat pada uraian dibawah ini
:
1.3.1.
Pembibitan Pola Single
& Double Stage
a. Double Stage
Kelebihan
|
Kelemahan
|
1. Pengisian Tanah pada Polybag mudah di kelola dan cepat
|
1. Pertumbuhan akan
lebih dari 2 (dua) bulan
|
2. Culling pada minggu ke 12 – 14 sebelum pindah ke Polybag besar
|
2. Perlu tambahan tenaga selama pemindahan
ke Polybag besar
|
3. Relatif lebih mahal dari pada pola Single Stage
|
b. Single Stage
Kelebihan
|
Kelemahan
|
Semua Material sudah siap
2 (dua) bulan dimuka dibanding Double Stage
|
Persiapan segalanya lebih awal
|
2.
Tenaga Kerja
sedikit, karena tidak tambahan tenaga pada saat pindah ke Polybag Besar
|
2. Culling akan menyisakan 20 % hingga 30 % titik kosong di pembibitan; sehingga
perlu di persiapkan 30 % benih dalam
Polybag kecil
|
1.3.2.
Menghitung
Kebutuhan Kecambah
Misal : Sumber benih
merekomendasikan SPH sebanyak 143 pohon. Maka Guna memperoleh sebanyak 143 bibit siap
salur per hektar, yaitu setelah melalui proses seleksi (culling) di prenursery
dan main nursery serta untuk cadangan, maka perhitungannya adalah :
Seleksi Kecambah : 2,5 %
Seleksi di Pembibitan Awal : 10 %
Seleksi di Pembibitan Utama : 15 %
Cadangan untuk Penyisipan : 5 %
Kebutuhan kecambah :
=
100/97,5 x 100/90 x 100/85 x 100/95
= 1,40 x Kerapatan pohon/ha.
Kerapatan 143 ph/ha (9,0 m) diperlukan
kecambah 200/ha
Kebutuhan penyediaan
kecambah sebanyak 140% dari jumlah kerapatan yang akan ditanam per hektar.
Kebutuhan
penyediaan kecambah sebanyak 140% dari jumlah kerapatan yang akan ditanam per
hektar, artinya :
•
Jumlah
kecambah yang perlu ditanam di prenursery adalah sebanyak 200 kecambah.
•
Sedangkan
di main nursery sebanyak 170 bibit yang terpilih.
1.3.3.
Persiapan Penerimaan Kecambah
a.
Penerimaan Kecambah
Semua kecambah yang berasal dari sumber
benih umumnya telah dipersiapkan dengan matang untuk mempertahankan mutu
fisiologisnya dan kemampuannya untuk pulih serta tumbuh dengan baik ketika
dikecambahkan dilapangan.
Single Tone : Dalam 1 buah terdapat 1 biji
Double Tone : Dalam 1 buah terdapat 2 biji
Triple Tone : Dalam 1 buah terdapat 3 biji
Saat Penerimaan
Kecambah.
Periksa kemasan dan kondisi kecambah
dengan seksama
•
Periksa kondisi segel
pada boks
•
Bila memungkinkan
gunakan termometer untuk mengetahui suhu kecambah dan dicatat.
•
Pada prinsipnya setiap
kecambah yang diterima harus sesegera mungkin ditanam di prenursery.
·
Semua Kecambah
harus diperiksa kondisinya pada saat di terima dari sumber benih. Pertumbuhan
kecambah dapat dilihat pada gambar 2.1 dan 2.2. Kerusakan kecambah pada umumnya
sebagai berikut :
•
Kecambah sudah tumbuh lanjut (overgrown seeds) – Umumnya tampak setelah 14
hari dari sejak dikecambahkan dan dapat dilihat dari helai daun pada plumule
dan banyak rambut akar pada radicle (gambar 2.2). Kecambah
tumbuh lambat (Late germinator) – Dapat terlihat dari kurusnya Plumule, lambat
tumbuh helai daun dan banyak rambut akar.
• Late Germination , belum Ideal untuk ditanam
Early Germination, Ideal untuk
ditanam
Early Germination, tidak baik
untuk ditanam
Gambar
2.1. Pertumbuhan Kecambah Sawit
Overgrown Seed
Tidak baik untuk ditanam
Gambar 2.2. Pertumbuhan Kecambah sudah Lanjut
·
Kerusakan benih –
Secara fisik kerusakan benih bisa terjadi karena pecah atau akar patah
·
Brown germ –
Kecambah dapat terinfeksi oleh brown germ seperti ditunjukkan pada gambar 2.3.
dibawah ini. Kecambah yang terinfeksi brown
germ umumnya berakar kerdil dengan warna coklat diantara plumule dan
radicle.
Radicle terinfeksi
Plumula dan Radicle terinfeksi
Radicle terinfeksi, Tumbuh akar kedua
Gambar 2.3. Kecambah
yang Terinfeksi Brown Germ
b.
Penyimpanan Kecambah
Apabila tidak memungkinkan untuk segera
ditanam di prenursery, maka lakukan langkah langkah sebagai berikut :
•
Pengangkutan dan
Penyimpanan: Biarkan semua kecambah tetap berada dalam kemasan dari sumber
benih dengan maksud agar menghindarkan variasi suhu, akibat penyinaran matahari
atau sirkulasi udara ruang penyimpanan yang buruk atau ruangan yang terlalu
dingin oleh penggunaan AC.
•
Perlindungan dan
Pengamanan : Bila tersedia ruang gelap untuk penyimpanan, maka sebaiknya
boks dibuka dan semua kantong kecambah dikeluarkan (tanpa dibuka) lalu
diletakan pada rak rak yang khusus dibuat. Temperatur ruang diatur sesuai
dengan suhu lingkungan (ambient temperature). Selama 2 – 3 hari dalam
penyimpanan, aerasi (kantong dibuka) dan penyemprotan halus dengan air (hand
sprayer) perlu dilakukan. Hati hati menutup kembali kantong tadi.
•
Lama Penyimpanan : Waktu
penyimpanan tidak boleh lebih dari satu minggu.
•
Apabila pertumbuhan
kecambah tidak memuaskan (artinya plumule dan radicle belum mencapai 8 – 15
mm), maka kecambah sebaiknya disimpan kembali beberapa hari dalam kontong
aslinya dan bila perlu dibiarkan hingga 2 minggu pada tempat teduh dengan
ambient temperature. Setiap kantong harus selalu dijaga kelembabannya namun
jangan sampai basah hingga terlalu lembab.
•
Lakukan seleksi kecambah
dengan seksama dan hanya dengan ijin pimpinan kebun kecambah yang sudah tidak
terpakai segera dimusnahkan.
Demi menjaga keseragaman, maka setiap
label pada kantong kecambah harus diperhatikan dan dikelompokan pada penanaman
di prenursery.
1.4.
Perkecambahan
di Pre Nursery
Kecambah Sehat harus Bebas Parasit
(jamur)
Ketika dalam proses perkecambahan,
terindikasi haustarium berkembang dengan cepat (morphologi akar berubah
bentuk akibat terkena parasit). Berarti parasit secara bertahap mulai akan
menguras nutrisi dari albumen biji dan bila haustarium sudah mengisi seluruh
biji, kehidupan biji berakhir.
Hanya kecambah yang sudah lengkap memiliki
radicle dan plumule yang siap dan boleh ditanam dalam polybag.
Dalam 1 bulan di prenursery, muncul helai
daun pertama yang bersamaan dengan munculnya akar primer yang pertama.
4 bulan setelah tanam, akan muncul tiga
hingga empat helai daun terbuka dan sistim perakaran yang lengkap, akar primer,
sekunder dan akar tersier.
Dengan kondisi seperti ini, maka bibit
sudah siap di pindahkan ke polybag besar di main nursery.
1.4.1.
Penyiapan
Areal Pre Nursery
Setiap pekebunan besar akan selalu
mengupayakan lokasi pembibitannya sedekat mungkin dengan rencana pengembangan
perkebunan itu sendiri.
Area pembibitan harus bersih dan terbebas
dari gulma. Pembersihan area dapat dilakkan manual atau dengan cara kimia
menggunakan herbisida.
• Areal yang sudah di buka (Land Clearing) dibersihkan dan dirataka
•
Kebutuhan bahan/tenaga : Manual 20 HK/Ha
dan mekanis 6 JKT (Jam Kerja Traktor) per ha
•
Kebutuhan areal 1 m2 untuk 70
bibit pada pembibitan awal
Luas
areal Kebun
(ha)
|
Kebutuhan Benih
|
Luas
Prenursery
(ha)
|
Transplanting ke
Main Nursery
|
Luas
Main Nursery (ha)
|
Bibit
Siap Salur
|
500
|
90.000
|
0.2
|
81.000
|
6
|
68.850
|
1000
|
180.000
|
0.4
|
162.000
|
12
|
137.700
|
1500
|
270.000
|
0.5
|
243.000
|
17
|
206.650
|
2000
|
360.000
|
0.7
|
324.000
|
23
|
275.400
|
2500
|
450.000
|
0.9
|
405.000
|
29
|
344.250
|
3000
|
540.000
|
1.0
|
486.000
|
35
|
413.100
|
Keterangan :
Perhitungan tersebut menggunakan standar
seleksi di pembibitan awal 10% dan pembibitan utama 15%
Untuk areal seluas 1 ha dapat digunakan
untuk pembibitan awal sebanyak 500.000 polibag dan pembibitan utama ± 14.000
polibag
a.
Bedengan
Satu Bed (satu kelompok kecambah di baby
polybag) umumnya untuk menempatkan 840 kecambah. Bed berukuran :
lebar bedengan 1,5 m ;
jarak antar bedengan 0,8 m
Panjang 20 meter (tergantung kebutuhan)
Jumlah bibit dalam satu bedengan : 840
bibit
Kebutuhan tenaga untuk membuat bedengan : 1,5
HK/bed
Tepi bedengan diberi batas dengan bambu
atau papan
Jumlah bahan digunakan : 4 bambu @ 6 m dan
5 papan/bed
b.
Menabur
Pasir
Bedengan ditaburi pasir secara merata
sampai setebal 2 cm
Jumlah kebutuhan pasir : 0,3 m3/bed
Jumlah kebutuhan tenaga kerja : 0,2
HK/bed
c.
Naungan
Penaungan diperlukan untuk memicu
perkecambahan dan melindungi benih dari dehidrasi bila penyinaran matahari
terlalu panas. Naungan dapat dibuat selebar bedengan sebagai berikut :
•
Pada tahap awal bibit
harus diletakkan di bawah naungan, setelah dua daun keluar (1,5 bulan) naungan
dapat dikurangi sebesar 50% dan setelah daun ketiga keluar (2,5 bulan) naungan
harus sudah dihilangkan.
•
Luas naungan minimal
sebesar bedengan dengan tinggi ± 2
•
Bentuk naungan : tiang
dibuat dari bambu atau besi siku setinggi 2 m, dan jarak antar tiang 3 m. Atap
dari pelepah kelapa sawit atau dari shadownet.
•
Jumlah bahan yang
digunakan : 7 bambu/bed @ 6 m dan 10 pelepah/bed
•
Jumlah kebutuhan tenaga kerja membuat naungan
: 1 HK/bed
- Drainase
Drainase atau Parit keliling prenursery harus dibuat sedalam 25-30 cm untuk
mencegah terjadinya genangan pada proses perkecambahan.
Pemeliharaan Drainase
•
Mengalirkan air yang
tergenang di areal pembibitan
•
Diperiksa agar air
jangan tergenang di polybag
•
Jumlah tenaga kerja yang
diperlukan 6-8 ha/HK
•
Rotasi yang diperlukan 1
x /minggu
- Media Tanah untuk Perkecambahan
Struktur Tanah terbaik yang digunakan untuk perkecambahan adalah Top Soil
karena subur dan stabil. (kedalaman 20-30 cm) tanah mineral dengan
tekstur lempung, kecuali di areal gambut dapat menggunakan tanah gambut
•
Tanah diayak dengan
saringan kawat 2 cm agar bersih dari akar, rumputan, batuan dan sampah lainnya.
Hasil pengayakan ± 60% (dari 1m3 diperoleh ± 1.000 kg tanah)
•
Bila tanah terlalu
padat/liat dicampur dengan pasir perbandingan 3:1
•
Media tanam harus
dicampur dengan 50 kg pupuk RP per ± 2 m3 tanah (± 1.000 polybag kecil) .
•
Hindari penggunaan
tanah yang berasal dari lokasi yang terinfeksi Ganoderma
•
Jumlah kebutuhan tenaga
kerja untuk mengumpulkan tanah secara manual 1,5 m3/HK sedangkan secara mekanis
8 JKA/Ha
•
Jumlah kebutuhan tenaga
kerja untuk mengayak 3 m3/HK
1.4.2.
Pengisian
Tanah
Polybag
•
Ukuran polybag kecil
0,75 mm x 15 cm x 23 cm lay flat, warna hitam
•
Setelah diisi berukuran
: diameter ± 10 cm dan tinggi ± 17,5 cm
•
Lubang polybag berjumlah
12-24 dengan diameter 0,5 cm
•
1 kg Plb ± 200 lembar
polybag kecil
Mengisi Tanah kedalam
Polybag
•
Empat minggu sebelum
penanaman kecambah, polybag harus sudah diisi tanah dalam jumlah cukup
•
Guncang polybag pada
saat pengisian untuk memadatkan tanah dan diisi sampai mencapai ketinggian 1 cm
dari bibir polybag
•
Polybag disiram air
setiap hari sampai tampak jenuh sebelum dilakukan penanaman dan diisi kembali
dengan tanah bila diperlukan
•
Jumlah tanah adalah 1
kg per polybag
•
Jumlah kebutuhan tenaga
kerja pengisian polybag 400 unit/HK
Pencegahan Hama secara
Kimia
•
Dua hari sebelum
digunakan bedengan disemprot dengan insektisida, contoh Sevin atau Thiodan
•
Jumlah dan jenis bahan
digunakan : Sevin 85 EC dosis : 5 cc/l air/bed
•
Jumlah kebutuhan tenaga
kerja : 1 HK/30 bed
Menata Polybag
Polybag yang sudah diisi
tanah harus diletakkan secara tegak dan tertata rapat di bedengan.
Tiap 1 m2 dapat memuat
70 polibag atau 840 polybag/bedengan
Diusahakan air tidak
akan menggenangi di bedengan dengan mengikis permukaan tanah yang tidak datar
Jumlah tenaga kerja untuk
menyusun polybag adalah 1.000 unit/HK
1.4.3.
Persiapan Menanam Kecambah
Setelah semua polybag terisi tanah,
kecambah sebaiknya sesegera mungkin ditanam. Kecambah yang akan ditanam harus
direndam terlebih dahulu dengan larutan fungisida dengan konsentrasi 0,2%.
Kecambah yang ditanam
hanya kecambah terpilih dan telah muncul plumule dan radicle, tumbuh lurus dan
berlawanan arah. Panjangnya tidak boleh lebih dari 10-15 mm.
Tata Cara Persiapan adalah sebagai berikut
:
•
Siram tanah di polybag
sampai jenuh sebelum kecambah ditanam
•
Kantong plastik kecambah
dibuka dengan hati-hati dan letakkan kecambah di baki yang beralaskan goni
basah yang telah direndam dalam larutan fungisida Thiram dengan konsentrasi
0,2%
•
Kecambah diseleksi dan
dihitung (% seleksi)
1.4.4.
Seleksi
Kecambah
Kecambah normal : calon akar (radicule)
dan calon batang (plumule) terlihat jelas, panjangnya 10 - 12 mm.
Radicule berujung tumpul seperti
bertudung, agak kasar
Plumule ujungnya tajam seperti tombak
Ciri ciri kecambah yang
abnormal :
•
Calon akar dan batang
(radicle dan plumule) berwarna coklat (Brown germ)
•
Calon akar dan batang
(radicle dan plumule) patah (Broken)
•
Berkecambah lanjut,
Calon akar sudah terlalu panjang (radicle). Seharusnya cukup 1,5 cm saat yang
tepat untuk ditanam. (Overgrown)
•
Pada ujung calon akar
dan batang (radicle dan plumule) berwarna coklat (Chill Damage)
•
Calon akar dan batang
(radicle dan plumule) terserang cendawan (Rotting)
Jumlah kebutuhan untuk seleksi kecambah 5.000
kecambah/HK
Pada saat diterima peti harus diletakkan
di tempat yang terlindung dari sinar matahari
Setiap kantong kecambah harus dibiarkan
terbuka selama beberapa menit untuk pergantian udara
Kecambah Abnormal
1.4.5.
Tanam
Kecambah
Dengan ibu jari buat lubang tanam sedalam 2-3 cm ditengah setiap polybag.
Penanaman kecambah harus
memperhatikan posisi radikula yang akan diposisikan arah ke bawah dan plumula
yang akan diposisikan ke atas
Kecambah diletakan didasar lubang dengan radicule dibawah dan tutup dengan
tanah maksimum 1 cm.
Tata Cara Tanam
•
Benih harus
ditanam lebih kurang 1 cm dibawah permukaan tanah ( lihat gambar 2.4) BENIH
TIDAK BOLEH DITANAM TERBALIK ATAU TERLALU DALAM. Tanam terbalik akan
menyebabkan daun Keriting.
•
Setelah tanam,
harus diberi lapisan Mulch, seperti pecahan cangkang atau fiber dari pabrik.
•
Doubletons – dalam
benih yang normal kadang terdapat dua atau tiga titik tumbuh, hal seperti ini
disebut doubletons dan harus ditanam di polybag kecil
Gambar 2.4. Orientasi dan Kedalaman Tanam Benih S
Umur
> 20 hari dalam polybag
Kecambah yang muncul
lebih dari satu (doubleton) dapat ditanam dengan normal dan baru dipisahkan
ketika akan di pindahkan ke Large polybag.
Setiap Bed yang sudah
ditanami kecambah harus di beri tanda dengan
plang yang ditempatkan dikedua ujung Bed. Plang memuat nomor boks,
tanggal tanam ke polybag, kode identitas kecambah dan jumlah bibit yang
ditanam.
Tahap Perkembangan Kecambah
1.4.6.
Pemeliharaan Bibit
Penyiraman
Kebutuhan Air per Bibit
•
Pembibitan awal,
kebutuhan air per pokok : 0,1 – 0,3 liter/hari
•
Apabila tidak turun
hujan, maka penyiraman perlu dilakukan sebanyak 4 mm air per polybag setiap 2
hari sekali. Penyiraman dengan mesin pompa tidak boleh dilakukan agar akar muda
tidak terganggu. Penyiraman harus dilakukan dengan dengan semprotan yang halus,
akan lebih baik bila menggunakan gembor secara manual.
•
Bibit disiram 2 x sehari
•
Jam penyiraman : 07.00
wib – selesai paling lambat jam 11.00 wib; sore hari jam 15.00 wib – selesai
•
Bila malam sebelumnya
turun hujan (> 8 mm) dan tanah di polybag masih basah maka penyiraman hanya
dilakukan sore hari saja.
•
Bila pagi harinya hujan
turun (> 10 mm) maka tidak perlu penyiraman pagi dan sore.
•
Jumlah tenaga kerja yang
diperlukan 13.500 bbt/HK (16 bed/HK)
Pengendalian Gulma
•
Di area pre
nursery, penyiangan lorong antar bed dan
penyiangan gulma pada polybag dilakukan secara manual.
•
Dilakukan 1 x tiap 2
minggu
•
Cara pelaksanaan adalah
manual tidak boleh dengan herbisida
•
Pengendalian dengan
mencabut rumput dan gulma lain di dalam polybag dan yang berada di antara
polibag
•
Sekaligus melakukan
konsolidasi dengan menambah tanah pada polibag apabila kekurangan.
•
Jumlah tenaga kerja yang
diperlukan 13.500 bibit/HK atau 16 bed/HK
Pemupukan
Tanah yang digunakan
dalam polybag harus gembur dan subur agar memudahkan biji berkecambah disaat
awal. Di akhir bulan pertama, secara mingguan lakukan dengan gembor agar tidak
membakar daun.
Aplikasi Pemupukan
di Pre-nursery (gram/bibit/minggu )
18-12-5 (NPK); MOP 60% (K) and kieserite (Mg)
Konsolidasi Bibit
Dilakukan 1 kali/minggu
meliputi :
•
Menambah tanah yang
kurang
•
Menegakkan polibag yang
miring
•
Menukar bibit yang mati
dengan bibit pada bedengan terakhir yang biasanya tidak penuh
•
Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan 4.000 bibit/HK atau 5 bed/HK
Perlindungan Tanaman
Pengamatan hama ataupun
penyakit dilakukan setiap hari
•
Pengendalian dilakukan
dengan cara manual
•
Apabila gangguan
hama/penyakit sudah pada tingkat yang lebih berat maka dilakukan dengan
penyemprotan insektisida, fungisida dengan rotasi 1 kali/minggu
•
Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan 8.400 bibit/HK atau 10 bed/HK
Kerusakan dan kematian
bibit di pre nursery dapat terjadi oleh berbagai penyebab, antara lain akibat
serangan hama serangga dan penyakit atau penyebab lain, seperti berikut :
Biji tidak berkembang – bisa karena mutu
tanah yang digunakan tidak baik, salah tanam, penyiraman yang berlebihan atau
kekurangan, dan bisa juga karena adanya serangan hama atau penyakit tanaman.
Daun kelihatan mengering – bisa disebabkan oleh
kurangnya penyiraman setelah aplikasi pupuk, dosis pupuk yang digunakan salah,
atau salah penggunaan herbisida. Bisa juga karena tidak diberi naungan diterik
matahari yang kuat.
Daun Menguning – sering disebabkan oleh penaungan yang
buruk, defisiensi nitrogen setelah 3 bulan, atau terlalu basah.
Brown necrosis – muncul bila kekurangan
sinar matahari.
1.4.7.
Hama & Penyakit
Hama dan Penyakit Utama di Pre Nursery
Penyakit utama di pre
nursery yang sering timbul adalah serangan fungi sebagai akibat kelembaban yang
terlalu tinggi. Aerasi yang baik akan mengurangi risiko serangan fungi. Namun,
bagaimanapun aplikasi fungisida untuk pencegahan perlu dilakukan dua kali
sebulan dengan larutan mancozeb atau chlorothalonil sebanyak 2 gram per liter
air bersih yang cukup untuk setiap satu bed.
Bibit muda harus
dilindungi dari semut, rayap dan jangkrik. Untuk pencegahannya, taburkan tepung
deltametrin di disekeliling tanaman.
Serangga pemakan daun
yang merusak bibit muda dapat dikendalikan dengan penyemprotan 0,8 hingga 1,0
gram carbaryl atau 0,024 gram deltamethrin per liter air bersih yang cukup
untuk setiap satu bed.
Keong atau siput
dikontrol dengan pellet metaldehyde yang ditabur secara acak di sekitar masing
masing bed.
Serangan Tikus,
dikendalikan dengan racun anticoagulant.
Penyakit utama di pre nursery yang sering timbul
adalah serangan fungi sebagai akibat kelembaban yang terlalu tinggi. Aerasi
yang baik akan mengurangi risiko serangan fungi. Namun, bagaimanapun aplikasi
fungisida untuk pencegahan perlu dilakukan dua kali sebulan dengan larutan
mancozeb atau chlorothalonil sebanyak 2 gram per liter air bersih yang cukup
untuk setiap satu bed.
Bibit muda harus
dilindungi dari semut, rayap dan jangkrik. Untuk pencegahannya, taburkan tepung
deltametrin di disekeliling tanaman.
Serangga pemakan daun
yang merusak bibit muda dapat dikendalikan dengan penyemprotan 0,8 hingga 1,0
gram carbaryl atau 0,024 gram deltamethrin per liter air bersih yang cukup
untuk setiap satu bed.
Keong atau siput
dikontrol dengan pellet metaldehyde yang ditabur secara acak di sekitar masing
masing bed.
Serangan Tikus,
dikendalikan dengan racun anticoagulant.
Membuka Naungan
Untuk tujuan
aklimatisasi, kecambah perlu mendapat penyinaran matahari penuh, oleh
karenanya, setelah dua daun
keluar (1,5 bulan) naungan dapat dikurangi sebesar 50% dan setelah daun ketiga
keluar (2,5 bulan) naungan harus sudah dihilangkan total.
1.4.8.
Seleksi Bibit (Culling)
Seleksi di Prenursery (Culling )
Diakhir tahap
prenursery, bibit normal ditunjukkan dengan munculnya helai daun sebanyak tiga
hingga empat lembar. Masing masing helai daun memiliki ukuran yang berbeda dan
yang lebih dulu muncul akan selalu lebih besar dari yang terakhir muncul.Tinggi
bibit dengan daun yang sudah membuka secara penuh adalah sekitar 20 – 25 cm.
Sebelum memindahkan
bibit ke main nursery, harus dilakukan seleksi untuk membuang bibit bibit yang abnormal
seperti bibit dengan daun bergaris kuning (Chimaera), daun keriting (crinkled
leaf ), daun melintir (twisted leaf), daun lancip(grass leaf), bentuk daun
tidak normal(Colante), daun menggulung (Rolled leaf) dan lain lain.
Tata cara seleksi Bibit di pre-nursery
•
Angkat dan singkirkan
semua bibit afkir dari bedengan sebelum dilakukan pemindahan bibit sehat ke
polybag besar
•
Musnahkan semua bibit
afkir
•
Catat dan laporkan bibit
yang diafkir
•
Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan 5.000 bibit/HK
Seleksi dilakukan dari
Bed ke Bed sesuai pengelompokannya agar seragam berdasarkan data pada masing
masing Bed.
Hanya Bibit Normal yang boleh dipindahkan ke Polybag besar.
1.5.
Ciri
Fisik Bibit Abnormal di Pre nursery
Bibit Abnormal adalah bibit yang tidak boleh dipindahkan
ke large polybag (Transplanting) dengan ciri ciri sebagai berikut :
Beberapa ciri Fisik bibit abnormal yang di-afkir
•
Pucuk bengkok atau daun
berputar : akibat penanaman kecambah yang terbalik atau faktor genetik
•
Daun lalang atau daun
sempit (narrow grass leaf) : akibat faktor genetik
•
Daun kerdil dan sempit
(stump/little leaf)
•
Daun menyempit dan tegak
(acute/erect leaf)
•
Daun yang menggulung
(rolled leaf) : akibat factor genetic
•
Daun berkerut/keriput
(crinkle leaf) : akibat factor genetic
•
Daun melipat (collante)
: akibat kekurangan air
•
Bibit kerdil (stunted) :
akibat factor genetic
•
Chimaera : sebagian atau
seluruh daun secara seragam berubah pucat atau bergaris kuning terang yang
sangat kontras dengan warna hijau gelap dan jaringan yang normal
•
Bibit dengan serangan
penyakit berat
Prosentase Kegagalan Bibit
Angka maksimum kegagalan
di pre nursery yang dapat diterima adalah sebagai berikut :
No
|
Jenis Kegagalan
Bibit
|
%
|
1
|
Kecambah rusak dan gagal tumbuh
|
5
|
2
|
Bibit Abnormal
|
10
|
Total
|
15
|
Dengan angka maksimum
kegagalan tersebut, dapat diperhitungkan bahwa
bila sebanyak 200 kecambah dicadangkan untuk tanam per 1(satu) Ha kebun,
maka di akhir tahap pre-nursery, dari setiap 200 kecambah, hanya akan
menghasilkan bibit yang siap pindah ke
main nursery sebanyak :
200 – ( 200 X 15 % ) = 170 bibit/ha
Administrasi
Semua operasi
pembibitan, dari sejak penanaman dan afkir hingga pemindahan bibit ke Main
nursery harus dicatat dengan lengkap pada Log-book Pre nursery.
Bibit Normal
Bibit Normal adalah bibit yang boleh dipindahkan ke
large polybag (Transplanting) merupakan pekerjaan yang perlu ketelitian dan
harus dilakukan oleh tenaga berpengalaman
Terimakasih Artikelnya sangat berguna, informasi yang bermanfaat.
BalasHapusBismillah, numpang iklan promosi yaa...
Kami menjual :
- Kaptan/Kapur Pertanian untuk kelapa sawit.
- Kapur Dolomite untuk kelapa sawit.
- Kapur Cao / Kalsium Oksida.
- Kapur CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
- Kapur CaCo3 /Kalsium Karbonat
Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :
Bpk Asep
081281774186
085793333234
Silahkan simpan nomor dan hubungi jika sewaktu waktu membutuhkan.